Tuesday, February 18, 2025
Hostinger

Catur Sanak – Kelahiran Manusia Mempunyai Saudara Empat


Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND

Dalam kehidupan manusia kita mengenal dengan saudara dalam arti yang cukup luas, tapi kehidupan bukan hanya fisik yang nyata dalam batas ruang dan waktu, tapi saudara ketika kita masih dalam kandungan, manusia percaya bahwa untuk memelihara bayi dalam kandungan diperantarai oleh selaput ketuban, cairan amnion, plasenta, serta lanugo yang dipercayai sebagai saudara bayi waktu masih dalam kandungan seorang ibu. Empat saudara yang melindungi manusia dari dalam kandungan, lahir, hidup dan sampai kita mati disebut dengan Catur Sanak.

Pengertian Catur Sanak

Catur Sanak adalah empat saudara dan perwujudan yang disebutkan terdapat dua pengertian Catur Sanak yaitu :
  1. Catur Sanak sebagai empat saudara yang disebut kanda pat selalu menyertai kita dari sejak dalam kandungan, lahir, hidup dan sampai kita mati. Saudara empat kita ini senantiasa menjaga kita selama semasa kita hidup.
  2. Empat perwujudan Dewi Uma yang berawal ketika Beliau telah kembali ke Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia yaitu perwujudan beliau dengan segala sifatnya dan menjadi empat tokoh yang juga disebut dengan catur sanak.
Dalam Lontar Angastia Prana, disebutkan bahwa Catur Sanak adalah empat saudara sebagai pelindung dan pemelihara secara langsung sang jabang bayi dalam kandungan ibunya serta berfungsi sebagai penolong bayi pada saat lahir. Keempat catur sanak tersebut adalah :
  1. Ari-ari atau plasenta, 
  2. Darah, 
  3. Lamas dan
  4. Yeh nyom
Diceritakan pada saat bayi itu akan lahir, sang jabang bayi meminta tolong pada Sang Catur Sanak dan Permintaan jabang bayi itu disanggupi oleh Sang Catur Sanak dengan catatan :

“Agar setelah lahir ke dunia sang bayi tidak boleh lupa dengan dirinya”, dengan kesepakatan itu Sang Catur Sanak mendorong sang jabang bayi lahir ke dunia.

Setelah sang bayi dan Catur Canak sama-sama lahir ke dunia, keduanya mendapatkan perlakuan sekala dan niskala. Setiap bayi diupacarai secara keagamaan. Sang Catur Sanak pun ikut serta diupacarai. Nama Sang Catur Sanak berubah menjadi seratus delapan kali. Demikianlah sampai sang bayi meningkat dewasa, tua dan sampai meninggal.

Mitologi Catur Sanak

Dalam mitologi disebutkan bahwa ketika Dewi Uma telah kembali ke Siwa Loka, maka yang tinggal di dunia adalah perwujudan beliau dengan segala sifatnya. Jasad ini kemudian oleh Dewa Brahma dihidupkan dan menjadi empat tokoh yang disebut dengan catur sanak, yakni :

  1. Anggapati menghuni badan manusia dan mahluk lainnya. Ia berwenang mengganggu manusia yang keadaannya sedang lemah atau dimasuki nafsu angkara murka.
  2. Mrajapati sebagai penghuni kuburan dan perempatan agung. Ia berhak merusak mayat yang ditanam melanggar waktu/dewasa. Juga ia boleh mengganggu orang yang memberikan dewasa yang bertentangan dengan ketentuan upacara.
  3. Banaspati menghuni sungai, batu besar. Ia berwenang mengganggu atau memakan orang yang berjalan ataupun tidur pada waktu-waktu yang dilarang oleh kala. Misalnya tengai tepet atau sandikala.
  4. Banaspatiraja, sebagai penghuni kayu-kayu besar seperti kepuh, bingin, kepah, dll yang dipandang angker. Dia boleh memakan orang yang menebang kayu atau naik pohon pada waktu yang terlarang oleh dewasa.

Sebagaimana tertulis dalam lontar Kanda Pat Buta disebutkan bahwa;

  1. Anggapati berarti kala atau nafsu di badan kita sendiri,
  2. Merajapati berarti penguasa Durga setra gandamayu,
  3. Banaspati diwujudkan berupa jin, setan, tonya sebagai penjaga sungai, jurang atau tempat kramat, dan
  4. Banaspatiraja diwujudkan dalam bentuk barong sebagai penguasa kayu besar atau hutan

sumber: sejarahharirayahindu, ngurahgautama

~ Article view : [10654]

Related Articles


Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND
- Advertisement -

Latest Articles