Tuesday, May 13, 2025
Hostinger

Bab 04 – Doktrin (ajaran) Rahasia [ page 1 ]


Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND

Berkatalah Yang Maha Pengasih:
1. Ilmu pengetahuan yang tak dapat habis ini Kusabdakan pada Vivasvan; Vivasvan menyabdakannya kepada Manu; dan Manu menyabdakannya kepada Ikshvaku.
2. Begitulah pada masa yang silam para guru (resi) agung mengenal ilmu pengetahuan ini, dari satu ke yang lainnya, tetapi dalam kurun waktu yang lama kemudian, ilmu pengetahuan ini hilang (dilupakan) dari dunia, oh Arjuna.

Sri Kreshna menyatakan di sini, bahwa Beliaulah Adiguru yang Pertama yang mengajarkan ilmu pengetahuan sejati ini kepada mereka-mereka yang pantas menerimanya di masa-masa yang lampau. Yang pantas menerima disebut adhikari, dan adhikari yang pertama adalah Vivasvan (Batara Surya), Dewa Cahaya. Dari Vivasvan ajaran ini turun ke Manu (manusia yang pertama) yang dianggap menjadi cikal-bakal bangsa Aryan. Manu kemudian menurunkan ajaran ini kepada Ikshvaku, seorang raja Hindu di India pada masa yang amat silam. Ajaran sejati ini amat kuno sifatnya, tetapi amat relevan sampai masa kini, dan hanya diajarkan kepada para adhikari yang terpilih. Itu sudah suatu ketentuan spiritual Ilahi. Para guru atau resi-resi yang agung dan suci, para pemikir atau filsuf dan raja-raja di masa silam menjadikan ajaran ini sebagai pegangan hidup mereka, sampai suatu saat dimana manusia melupakan ajaran ini.

3. Dan yoga (ilmu pengetahuan) yang sama ini Kubukakan kepadamu hari ini, karena dikau adalah pemujaKu dan sahabatKu. Inilah rahasia yang amat agung sifatnya.
Berkatalah Arjuna:

4. Kelahiran Dikau berlangsung kemudian, sedangkan Vivasvan terlahir lebih awal. Lalu bagaimana mungkin daku dapat memahami bahwa Dikaulah yang pertama kali menyabdakan yoga ini pada masa awal dunia ini dibentuk?
Tentu saja Arjuna kebingungan, karena menurut pengetahuan duniawinya Sang Kreshna yang sebenarnya adalah pamannya sendiri berasal atau lahir pada kurun waktu yang sama dengannya, sedangkan Vivasvan atau Batara Surya lahir berjuta-juta tahun yang silam. Lalu bagaimana mungkin Sang Kreshna mengajarkan ilmu pengetahuan sejati ini kepada Vivasvan pada awal mula terbentuknya sistim tata-surya itu. Sebagai balasan atas pertanyaan ini, Sang Kreshna pun mengajarkan mengenai inkarnasi (avatarvad) dalam ajaranNya yang agung di bawah ini.
Bersabdalah Yang Maha Pengasih:

5. Banyak kelahiran yang telah Kualami dan juga olehmu, oh Arjuna! Aku mengetahui semua itu, tetapi engkau tak pernah tahu akan kelahiran-kelahiran itu.
Kelahiran Sang Kreshna tidak seperti kelahiran manusia biasa, kelahiranNya bebas dari segala nafsu dan keinginan duniawi, dari segala karma dan selalu dimaksudkan untuk suatu tujuan yang agung dan suci, yaitu penyelamatan makhluk-makhluk dan dunia ciptaanNya. Sebaliknya jiwa manusia selalu dibatasi oleh hadirnya ketiga guna (sifat prakriti), dan akibatnya tak pernah bisa ingat akan masa atau kehidupannya yang lampau. Dilain sisi, raga kita ini harus menjalani karmanya. Tetapi bagi Yang Maha Esa, tak ada masa lampau, masa sekarang atau masa yang akan datang. Baginya semua adalah sekarang, karena Ia hadir sepanjang waktu, dan kelahiranNya sebagai manusia atau makhluk di bumi ini selalu karena terdorong faktor KasihNya pada makhluk-makhluk yang harus dilindungiNya.

6. Walaupun Aku tak pernah dilahirkan dan DiriKu tak terbinasakan, dan walaupun Akulah Pencipta (Penguasa) semua makhluk; menghadirkan DiriKu kedalam SifatKu, Aku lahir melalui kekuatanKu.
Ia tak pernah lahir dan tak dapat dibinasakan. la juga Pencipta semua makhluk dan alam semesta ini, dan la juga yang mengendalikan Sang Maya dan bereinkarnasi sesuai dengan kehendakNya yang bebas, dengan kekuatanNya semata. Yang Maha Pencipta ini sempurna dalam segala hal, tetapi mau juga Ia bereinkarnasi sebagai manusia yang sifat-sifatnya tidak sempurna dan penuh dengan keinginan-keinginan duniawi. Sebenarnya tidak pantas ditinjau dari sudut duniawi untukNya menjadi manusia tetapi Ia melakukannya juga demi makhluk-makhluk dan manusia yang dikasihNya. Inilah kebesaranNya.
Di dalam salah satu pustaka kuno Hindu yang disebut Bhagavatta dapat kita baca kelahiran Sang Kreshna sebagai manusia itu ibarat terbitnya bulan purnama di ufuk timur. Jadi seperti sesuatu episode yang sudah direncanakan secara khusus dan indah, dan bukan karena suatu efek karma.

7. Pada saat-saat dharma (kebenaran) turun ke titik yang rendah, dan kezaliman (tindakan adharma) menanjak mencapai puncaknya, maka Kuproyeksikanlah DiriKu.
Dikala adharma mengalahkan dharma, dan suatu saat manusia mencapai puncak dari kejahatannya, dan dunia penuh dengan kezaliman dan rasa keangkara-murkaan, maka Yang Maha Pengasih pun lalu memanifestasikan DiriNya, dalam bentuk manusia atau makhluk lainnya untuk kemudian meluruskan lagi jalannya Sang Dharma dengan ajaran-ajaran atau tindakan-tindakannya. Contoh-contoh ini banyak terdapat dalam pustaka-pustaka Hindu Kuno, seperti Sang Rama yang menghancurkan keangkara-murkaan sang Rahwana, dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan oleh Yang Maha Kuasa untuk menyelamatkan manusia dari kehancuran moral secara total.
Dalam sloka ini Sang Kreshna mengucapkan kata, “Kuproyeksikan DiriKu . . . ,” ini berarti Sang Kreshna atau Yang Maha Esa turun ke bumi ini, yang lebih rendah derajatnya dibandingkan dengan tempat la bersemayam. Karena kasihNya kepada kita agar dapat bangkit lagi ke jalan yang benar, jalan dharma yang lurus dan suci. la turun sebagai titisan dari Sang Hyang Vishnu dari masa ke masa. Inilah Kasih-Ilahi yang selalu tulus untuk manusia dan segala makhluk-makhlukNya di alam semesta ciptaanNya ini. Om Tat Sat.

8. Demi membela kebaikan, demi hancurnya yang zalim, dan demi teguhnya kebenaran, Aku selalu lahir dari masa ke masa.
Ia selalu menghukum yang jahat dan yang zalim dari masa ke masa, tetapi hukumanNya ini pun penuh dengan hikmah, penuh dengan kasih-sayangNya, karena sebenarnya dengan menghukum ini Ia menginginkan agar mereka-mereka yang tersesat ini kembali ke jalan dharma yang lurus dan suci. Hukuman dariNya sebenarnya dapat disiratkan sebagai suatu karunia yang terselubung bagi yang berdosa. Karena seyogyanyalah setelah selesai menjalani masa-hukumannya maka seseorang seharusnya sadar dan kembali ke jalan yang benar. Bayangkan kalau seseorang tidak dihukum untuk mempertanggung-jawabkan kesalahan-kesalahannya, atau dihukum secara abadi tanpa ampun, maka habislah harapan orang tersebut untuk bertobat atau kembali ke jalan yang benar.
Berbeda mungkin dengan ajaran-ajaran yang lain, maka dalam agama Hindu, Yang Maha Esa selalu hadir dari masa ke masa untuk menyelamatkan evolusi manusia ini dan mengarahkan lagi umat manusia ke jalan yang benar, baik itu dalam skala kecil maupun dalam skala besar. Bhagavat Gita sebenarnya kalau ditelaah dengan baik adalah suatu ajaran yang penuh dengan harapan untuk mereka-mereka yang salah jalan; penuh dengan pengampunan dan Kasih-Ilahi yang tak terbatas. Om Tat Sat.

9. Barangsiapa mengetahui hal ini (Maksud Sang Kreshna: Kelahiran dan PekerjaanNya yang Suci ini) secara benar, maka ia tak akan lahir kembali setelah meninggalkan raganya, tetapi ia datang kepadaKu, oh Arjuna!

10. Bebas dari nafsu, ketakutkan dan kemarahan; penuh dengan DiriKu, berserah total kepadaKu, bersih oleh kebijaksanaan yang penuh disiplin dan dedikasi… maka banyak orang-orang semacam ini yang telah mendapat DiriKu.
Setiap menitis (atau reinkarnasi) misiNya sudah jelas, yaitu mengajak kita manusia untuk bersatu lagi dengan Yang Maha Esa, agar lepas dari beban lahir dan mati di dunia ini. Seseorang yang sudah lepas dari nafsu dan rasa amarah adalah yang jiwanya sudah penuh dengan Kenikmatan Ilahi. Orang semacam ini kalau melepaskan raganya akan lepas dari perputaran karma, dan langsung menyatu dengan PenciptaNya (madbhava magatah).

Sang Kreshna tidak saja lahir sebagai manusia, sering sekali Ia pun datang kepada kita pada saat-saat tertentu dalam hidup setiap individu yang membutuhkanNya, yang memujaNya secara tulus dan tanpa pamrih. Ia datang dan berbisik, menuntun ke arah yang benar, sering sekali jalan dan cara menuntunNya ini terasa aneh, misterius dan tak masuk akal, tetapi dibalik itu semua selalu tersembunyi hikmah dan akhir yang baik untuk sang pemuja ini. Bagi yang menyayangiNya dan yang disayangiNya maka bersihlah jiwa orang ini lambat laun dan akhirnya bersatu dengan DiriNya. Om Tat Sat.

 

~ Article view : [446]

Related Articles


Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND
- Advertisement -

Latest Articles