40. Seru puja kepadaMu dari depan dan belakang! Dan seru puja di setiap sisi! Oh Semua! Dengan kekuatanMu, Oh Yang Tanpa Batas! Sendiri, Dikau mengelilingi semuanya.
Dikau Yang Esa di dalam semuanya, dan seyogyanya, Dikaulah SemuaNya!
Begitu kagum dan takjubnya Arjuna ini, maka mulailah ia bersenandung, memuja Yang Maha Esa sambil berpuisi. Bab ini adalah satu-satunya yang disusun dengan bentuk puisi karena ulah Sang Arjuna yang sedang tergetar jiwa-raganya melihat kebesaranNya Yang Tak Terbatas itu. Menurut Arjuna (di sloka-sloka di atas), seluruh alam semesta penuh dengan rasa kasih, hormat dan kesentosaan melihat dan menyaksikan kebesaran Yang Maha Besar ini. Di satu pihak para raksasa, syaitan dan iblis beserta sekalian kuasa-kuasa gelap berlarian jauh dengan penuh rasa ketakutan, maka di pihak lain para resi, orang-orang suci, dewa-dewi dan kuasa—kuasa yang terang datang bersujud di hadapanNya, memuja-muji Yang Maha Kuasa tanpa henti-hentinya.
Bukankah Ia lebih agung dari Dewa Brahma, sang pencipta dunia ini? Bukankah Ia juga Tuhan dari segala dewa-dewi dan tuhan-tuhan lainnya yang disembah manusia? Dan bukankah Ia juga yang memelihara alam semesta ini, dan bukankah semua yang bergerak dan dan yang tidak bergerak, semuanya datang dan pergi dari dan ke DiriNya juga? Ia juga yang disebut Sat (Abadi) dan yang disebut juga Asat(yang tidak abadi). Dan Ia juga yang disebut Tat Para, yaitu Itu Yang Maha Agung dan Suci. Ia juga Pemilik Semua Ini. Ia juga Maha Mengetahui dan Yang Maha Diketahui. Ia lah tempat tujuan kita yang maha agung dan suci, dan di dalam bentukNya seluruh alam semesta ini tersebar. DariNya juga terbentuk fenomena-fenomena alam seperti angin, hujan, kematian, api, rembulan, dan juga Prajapati dan para dewa-dewi. Arjuna juga melihatNya dari aspek-aspek lain seperti aspek kasih dan cinta Ilahi, sebagai bapak dari seluruh alam semesta dan kita semuanya, guru, teman, yang melindungi semuanya, sebagai Cinta-Kasih Yang Abadi, Kebenaran Yang Tak Terbinasakan, sebagai Kehidupan Yang Tak Pernah Sirna. Dan akhirnya, Arjuna dengan penuh takjub dan ekstasi menyatakan, “Dikaulah SemuaNya, Oh SemuaNya.”
41. Sering aku berbicara kepadaMu secara gegabah, dan kupikir Dikau sebagai ‘teman’ dan tak kusadari akan kebesaranMu ini, dan kupanggil Dikau ‘Kreshna,’ ‘Pangeran’ atau ‘Sahabat’!
42. Karena sayang dan juga karena ingin bercanda denganMu, sering kuberbuat salah terhadapMu, pada saat-saat kita sedang berbaring, duduk, bersantap atau sedang berduaan, atau sedang dengan yang lain-lainnya! Oh Yang Tak Berdosa, untuk ini (semua) kumohon kepadaMu! Maafkan! Maafkan kesalahan-kesalahan ku, Yang Maha Abadi!
Arjuna yang baru sadar bahwa Sang Kreshna yang selama ini dianggapnya teman bercanda (hubungan keduanya amat akrab) di bumi ini, ternyata adalah penjelmaan Yang Maha Esa, dan karena takut dan takjubnya, langsung secara amat spontan dan jantan ia pun meminta dimaafkan semua kesalahan-kesalahannya. Bukankah sering sekali hal-hal yang serupa kita alami juga. Kita sering memuja Yang Maha Esa dengan harapan la akan datang menolong kita dari penderitaan yang kita alami. Sebenarnya setiap saat la hadir dan menolong kita, tetapi dalam bentuk orang lain, atau makhluk lain, bahkan dalam bentuk sesuatu kejadian, yang tidak kita sadari, dan sering sekali kita mencemoohkan atau mengacuhkan semua ini. Kita sering lupa akan Dia karena kehidupan kita sehari-hari hanya diperhitungkan secara duniawi dan berdasarkan yang ilmiah-ilmiah saja, bahkan yang kita anggap rasional saja. Lupa kita akan kehidupan dan kemukjizatan spiritual, ke-gaiban-Nya yang maha tak terkirakan atau terpikirkan itu. Semua sering sekali kita anggap suatu kebetulan belaka, di dunia ini tiada sesuatu pun yang serba kebetulan, semuanya secara spiritual sudah terencana dan terkoordinir dengan baik, sampai ke hal-hal yang sekecilnya, ini harus dicamkan oleh kita semuanya. Kalau sadar akan hal ini, maka segeralah memohon maaf kepadaNya, karena Ia Maha Pemaaf dan Pengasih dan Penyayang kita semuanya.
43. Karena sekarang kuketahui Dikau adalah Bapak Agung dari semua yang dibawah dan semua yang di atas, dari semua loka-loka di seluruh alam semesta ini! Dikau adalah guru yang paling dikagumi dan tak tertandingi di seluruh loka-loka ini. Bagaimana mungkin ada seseorang di dunia ini yang lebih agung dari kebesaranMu? Dikau lah Yang Tertinggi, Tuhan, kupuja Dikau!
44. Dengan tubuh yang membungkuk dan menunduk, aku bersujud dan memohon karuniaMu, Oh Tuhan Yang kukagumi! Tunjanglah daku, ibarat seorang ayah yang menolong putranya, ibarat seorang sahabat yang menolong sahabatnya, ibarat seorang kekasih yang menolong yang dikasihinya!
Arjuna di sloka-sloka di atas menyebut Sang Kreshna sebagai ‘Ayah atau Bapak semua loka-loka,’ sebagai seorang guru yang tanpa tandingannya, dan Arjuna pun memohon kepadaNya agar Sang Kreshna sudi membantu, menolong dan menunjangnya ibarat seorang ayah yang menolong anak-anaknya, dan beberapa contoh-contoh lainnya seperti di atas. Dengan kata lain, sebenarnya Arjuna yang telah sadar akan KebesaranNya mohon agar sudi di kasihi dan dikaruniai oleh Yang Maha Kuasa. Barang siapa sadar akan kasih-sayang Ilahi Yang Tak Ada Taranya itu, maka orang ini pastilah seseorang yang telah mendapatkan penerangan dan kebijaksanaan yang tak ada taranya. la betul-betul telah sadar secara sejati akan Yang Maha Esa dan Segala KebesaranNya.
45. Telah kulihat Itu yang tak pernah terlihat sebelum ini — bentukMu yang menakjubkan! Hatiku bahagia tetapi penuh dengan ketakutan! Oh Tuhannya tuhan-tuhan! Gunakanlah tubuh duniawiMu, agar terlihat oleh mata duniawi (ini)!
Jiwa Arjuna tergetar terus melihat Kebesaran Yang Maha Kuasa ini, Yang Tanpa Batas dan tak pernah terlihat oleh siapapun sebelum ini. Tetapi karena ketakutan akan WujudNya ini, ia berseru memohon agar Sang Kreshna sudi kembali ke WujudNya yang semula seperti wujud manusiaNya, yaitu Sang Kreshna, agar Arjuna dapat menyaksikannya lagi dengan mata manusianya tanpa merasa gentar lagi.
46. Kuharap melihatMu seperti yang dahulu, berhiaskan mahkota, gada dan cakra di tangan, Oh Yang Bertangan Seribu, Oh bentuk Yang Universal, Mohon perlihatkan bentukMu sebagai Vishnu Yang Bertangan Empat!
Bersabdalah Yang Maha Pengasih:
47. Yah! Telah kau lihat, Arjuna! Dengan karuniaKu dan melalu kekuatan Yoga, bentukKu yang agung dan suci, Yang Maha Luas,
48. Dan menakjubkan, sangat terang-benderang, tak ada habis-habisNya, Yang utama (pertama), Yang mengisi semuanya—Yang selain dikau tak pernah terlihat oleh yang lainnya sebelum ini!
Penglihatan ini tak dapat terlihat oleh Veda-Veda, atau para pangeran! Atau dengan pengorbanan, atau amal, atau dengan mantra-mantra, atau dengan puja-puji suci, atau dengan puasa yang berkepanjangan. Tak seorang pun di dunia ini dapat melihatnya, karena penglihatan ini hanya disimpan untuk dikau semata!
Sang Kreshna menerangkan kepada Arjuna bahwa penglihatan Ilahi yang dikaruniakanNya kepada Arjuna memang khusus telah disediakan untuknya semata dan tidak diperlihatkan kepada dewa-dewa atau yang lain-lainnya. Suatu penghormatan yang luar biasa bagi Arjuna karena dianggap murid dan pemujaNya yang sangat setia dan berdedikasi, bahkan puasa yang berkepanjangan atau penyiksaan diri yang diluar-batas pun tak dapat menghasilkan penglihatan Ilahi ini, juga tidak yagna atau amal dan perbuatan perbuatan baik lainnya. Hanya yang terpilih olehNya akan mendapatkan Karunia ini, seperti yang dikaruniakan kepada Arjuna yang disayangiNya.
49. Janganlah kalut! Janganlah dikau gentar, karena melihat bentuk yang menakutkan ini! Bebaslah dari rasa takutmu! Berbahagialah hatimu! Saksikanlah lagi bentukKu yang telah lama dikau kenal!
Berkatalah Sanjaya:
50. Setelah bersabda demikian kepada Arjuna, Sang Kreshna sekali lagi kembali ke bentukNya yang semula. Yang Maha Agung, setelah kembali ke bentuk yang lembut, menghibur Arjuna yang sedang ketakutan.
~ Article view : [407]