Kalender Bali
mengetahui tentang bali akan belum lengkap kalau tidak mengetahui kalender BALI. sebelum kita membicarakan kalender bali, hendaknya ketahui dulu kalender saka bali.
Kalender Saka Bali adalah sistem penanggalan yang digunakan oleh orang Hindu Bali di pulau Bali dan Lombok. Kalender Bali bisa dianggap istimewa sebab kalender Saka Bali adalah penanggalan “konvensi“. Tidak mutlak astronomis seperti kalender Hijriyah, namun tidak pula seperti kalender Jawa, tetapi ‘kira-kira’ ada di antara keduanya.
Kalender Saka Bali tidak sama dengan Kalender Saka dari India, namun kalender Saka yang sudah dimodifikasi dan diberi tambahan elemen-elemen lokal.
Kalender Saka Bali bisa dikatakan merupakan penanggalan syamsiah-kamariah (surya-candra) atau luni-solar.
Jadi penanggalan ini berdasarkan posisi matahari dan sekaligus bulan. Dikatakan konvensi atau kompromistis, karena sepanjang perjalanan tarikhnya masih dibicarakan bagaimana cara perhitungannya.
Dalam kompromi Kalender Saka Bali sudah disepakati bahwa:
1 hari candra = 1 hari surya. Kenyataannya 1 hari candra tidak sama dengan panjang dari 1 hari surya.
Untuk itu setiap 63 hari (9 wuku) ditetapkan satu hari-surya yang nilainya sama dengan dua hari-candra.
Hari ini dinamakan pangunalatri. Hal ini tidak sulit diterapkan dalam teori aritmatika. Derajat ketelitiannya cukup bagus, hanya memerlukan 1 hari kabisat dalam seratusan tahun.
Kalender Bali
Kalender yang berkembang di masyarakat Hindu Bali yang sering disebut dengan Kalender Bali merupakan gabungan dari Kalender Gregorian (Kalender Masehi), Kalender Saka Bali dan Kalender Tika.
» Kalender Gregorian (Kalender Masehi)
adalah kalender yang digunakan secara internasional yang menggunakan perhitungan Tahun (Tarikh) Masehi. Tarikh Masehi termasuk Tarikh Surya (Solar System).
» Kalender Saka Bali
adalah Kalender Saka yang berkembang di Bali dengan menggunakan Tarikh Candra yang disesuaikan dengan Tarikh Surya.
» Kalender Tika
merupakan kalender tradisional Bali yang termasuk non-astronomik, disusun berdasarkan Pawukon/Wuku dan Wewaran.
Kalender Tika tidak memperdulikan posisi astronomik sama sekali, namun penggunaannya bagi Masyarakat Bali tidak dapat dipisahkan dari penggunaan Kalender Saka Bali.
Upacara keagamaan (yadnya) seperti piodalan di Pura diselenggarakan selain berdasarkan Pawukon juga menggunakan Pananggal atau Panglong dalam Sistem Kalender Saka Bali.
Walaupun demikian, dalam kehidupan sehari-hari Masyarakat Bali tetap menggunakan Kalender Gregorian yang ditetapkan secara internasional.
Kalender Bali menggunakan aturan sebagai berikut:
»  Satu hari adalah dua puluh empat jam dimana pergantian hari terjadi saat matahari terbit.
» Satu minggu disebut dengan Saptawara terdiri dari tujuh hari yaitu Redite, Coma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara, dimana pergantian minggu dimulai pada Redite. Redite sama dengan Hari Minggu dalam Kalender Masehi.
» Nama minggu mengambil Sistem Wuku (Pawukon) yaitu : Sinta, Landep, Ukir, Kulantir, Toulu, Gumbreg, Wariga, Warigadean, Julungwangi, Sungsang, Dungulan, Kuningan, Langkir, Medangsia, Pujut, Paang, Krulut, Merakih, Tambir, Medangkungan, Matal, Uye, Menail, Prangbakat, Bala, Ugu, Wayang, Kulawu, Dukut, Watugunung.
» Satu bulan terdiri dari lima minggu dimana pergantian bulan dimulai setelah Tilem (bulan gelap) yang disebut Pananggal Ping Pisan.
» Nama bulan adalah : Kasa, Karo, Katiga, Kapat, Kalima, Kanem, Kapitu, Kaulu, Kasanga, Kadasa, Jyesta, Sada.
» Satu tahun terdiri dari dua belas bulan dimana pergantian tahun terjadi pada Tahun Baru Saka yaitu tanggal satu Waisakha atau Pananggal Ping Pisan Sasih Kadasa.
Kalender Bali untuk memilih Dewasa ayu atau hari baik (padewasan)
memilih hari baik menurut tradisi di bali didasarkan pada perhitungan wariga dan dewasa. adapun perhitungannya lumayan rumit, sehingga jarang masyarakat bali yang hafal cara menggunakan wariga dan dewasa tersebut. tapi untunglah, dengan kelihaian seseorang dalam perhitungan wariga dan dewasa beliau menyusun wariga yang dimodifikasi kalender internasional yang kemudian dikenal dengan kalender bali yang sering dipakai masyarakat bali saat ini. orang tersebut adalah (alm.) Bambang Gde Rawi, kelahiran desa cemengon, yang penyusunan kalender tersebut diwariskan kepada keluarga beliau.
dalam setiap bulannya, kalender bali umumnya terdiriatas beberapa bagian penting, diantaranya;
» Bagian Kepala Kalender Bali
yang berisi Nama Bulan dan Tahun (seperti normalnya kalender internasional)
» Badannya Kalender Bali
berisikan tanggalan (seperti kalender internasional) dan beberapa tanda, diantaranya; Titik merah artinya Bulan Purnama, Titik Hitam artinya Bulan Tilem/Mati; lingkaran merah artinya hari raya besar agama hindu dan tanggal merah untuk hari libur nasional.
» Bagian Lengan Kanan Kalender Bali
berisikan daftar istilah wariga berdasarkan tanggal, yang berisikan juga keterangan hari-hari baik melakukan kegiatan/usaha/yadnya.
» Bagian Lengan Kiri Kalender Bali
berisikan nama-nama hari
» Bagian Kaki Kalender Bali
berisikan daftar hari raya agama, daftar Odalan/upacara pura-pura besar di bali serta beberapa hari baik lainya.
dengan adanya kalender bali tersebut, orang bali tidak akan susah untuk menentukan hari baik berdasarkan wariga dan dewasa ayu. tetapi apabila ingin mempelajari secara manual, tentu ada rumus baku untuk wariga tersebut.
untuk mendalami isi kalender bali, silahkan baca artikel tentang:
» Wariga Bali dan Dewasa Ayu.
»  cara mencari dewasa ayu
» Rumus Menghitung / Perhitungan Wariga
» dewasa ayu menikah /kawin
» Memilih hari baik pernikahan
» dewasa ayu asanggama (berhubungan badan)
» dewasa ayu pitra yadnya
» dewasa ayu manusa yadnya
» dewasa ayu aneka usaha
demikianlah sekilas tentang kalender bali. suksema.
Sumber : umaseh.com
~ Article view : [2270]