Maricha

881

Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND

Tokoh dalam mitologi Hindu
Nama: Marica
Aksara Dewanagari: मारीच
Ejaan Sanskerta: Mārīca
Muncul dalam kitab: Ramayana; Purana
Golongan: Rakshasa
Asal: Hutan Dandaka

Dalam wiracarita Ramayana, Marica (Sanskerta: मारीच; Mārīcha) adalah seorang rakshasa, putera Tataka dan Sunda. Ia tinggal di hutan Dandaka dan menjadi patih Rahwana. Kakek Marica adalah seorang yaksa bernama Suketu, ia tidak memiliki anak dan memohon anugerah dari Dewa Brahma. Brahma memberi anugerah bahwa Suketu akan memiliki seorang puteri saja, namun cantik nan kuat. Puteri tersebut diberi nama Tataka, dan menikahi Sunda. Dari pasangan tersebut, lahirlah Marica. Karena Sunda tewas akibat kutukan Resi Agastya, Tataka dan Marica marah lalu melukai Sang Resi. Kemudian Sang Resi mengutuk mereka berdua agar menjadi buruk rupa dan hidup dengan memakan daging manusia.

Teror di hutan Dandaka
Tataka dan Marica hidup di hutan Dandaka dan meneror para resi, sampai datanglah Rama dan Laksmana dari Ayodhya atas permohonan Resi Wiswamitra. Rama membunuh Tataka dengan panah saktinya, sementara Marica hidup dan melarikan diri. Saat Wiswamitra melakukan upacara, Marica kembali mengganggu bersama Subahu dan raksasa lainnya. Mereka terbang di atas tempat upacara sambil membawa daging mentah dan darah untuk mengotori sesajen. Melihat hal itu, Rama dan Laksmana tidak tinggal diam. Rama tidak ingin Marica mati, maka ia menyuruh Laksmana agar meringkus Marica tanpa membunuhnya. Senjata yang dilepaskan Laksmana melilit tubuh Marica dan mengirimnya ke laut, sementara Subahu tidak diberi ampun. Rama melepaskan senjata Agni. Senjata tersebut membakar jasad Subahu sampai menjadi abu.

Nasihat Marica
Marica menyamar menjadi rusa untuk menarik perhatian Rama, Laksmana dan Sita. Lukisan dari Himachal Pradesh, dibuat sekitar abad ke-18.

Saat Rahwana berniat untuk menculik Sita, Marica dikunjungi untuk dimintai bantuan. Marica yang mengetahui kekuatan Rama, menolak untuk menyetujui rencana tersebut. Ia menasihati Rahwana untuk membatalkan niat jahat itu. Ia berkata bahwa rencana tersebut akan mengantarkan kehancuran bagi Alengka dan kaum raksasa. Mulanya Rahwana sadar setelah mendapat nasihat Marica, namun setelah ia kembali ke Alengka, Surpanaka datang dan menghasut Rahwana dengan cara memutarbalikkan fakta. Niat Rahwana timbul kembali untuk yang kedua kalinya dan ia bersikeras untuk menculik Sita. Rahwana datang kembali ke kediaman Marica untuk yang kedua kalinya. Kali ini Marica sadar bahwa jika niat Rahwana tidak dijalankan maka nyawanya akan melayang, namun jika ia menjalankan rencana Rahwana sudah pasti nyawanya akan berakhir di tangan Rama. Setelah berpikir matang-matang, Marica menyetujui niat licik Rahwana. Ia merasa beruntung apabila gugur di tangan ksatria besar seperti Rama daripada di tangan raksasa Rahwana.

Usaha penculikan Sita
Dengan menyamar menjadi kijang kencana, Marica mengalihkan perhatian Rama untuk memburunya sementara Sita ditinggal bersama Laksmana. Ketika Rama tahu bahwa Marica sedang mengelabuinya, ia melepaskan anak panahnya dan mengubah Marica ke wujud semula. Saat sedang sekarat, Marica menirukan suara Rama dan mengerang dengan keras sampai ke telinga Sita dan Laksmana. Yakin abhwa itu suara Rama, Sita menyuruh Laksmana agar pergi menyusul Rama. Sementara Laksama menyusul Rama, Rahwana menyamar menjadi brahmana untuk mengelabui Sita kemudian menculiknya.

~ Article view : [163]