Tag: Api di Bukit Menoreh
Api di Bukit Menoreh [ series 1-5]
Karya : SH Mintardja
SEKALI_SEKALI terdengar petir bersabung di udara. Setiap kali suaranya menggelegar memenuhi lereng Gunung Merapi. Hujan diluar seakan-akan tercurah dari langit.
Agung Sedayu...
Api di Bukit Menoreh [ series 6-10]
Karya : SH Mintardja
Series 6
Untara dan Agung Sedayu kemudian tidak membuang-buang waktu lagi. Segera mereka mulai dengan suatu latihan yang keras. Ternyata Untara benar-benar...
Api di Bukit Menoreh [ series 15-20]
Karya : SH Mintardja
Series 15
DEMIKIANLAH, maka sejenak kemudian mereka berdua telah terlibat dalam sebuah pekelahian yang semakin sengit. Pedang Sidanti berputar dengan cepatnya sedang...
Api di Bukit Menoreh [ series 21-25]
Karya : SH Mintardja
Series 21
SEKALI lagi Sidanti tersenyum. Betapapun dadanya bergolak karena lepasnya Agung Sedayu, namun terhadap anak muda Jati Anom ini ia ingin...
Api di Bukit Menoreh [ series 26-30]
Karya : SH Mintardja
Series26
DALAM kediaman mereka, para prajurit itu bertanya-tanya di dalam hati, kenapa tiba-tiba saja sikap anak Jati Anom itu berubah. Anak muda...
Api di Bukit Menoreh [ series 31-34]
Karya : SH Mintardja
Series 31
SIDANTI masih saja diam mematung, dengan tanpa memandanginya Pandan Wangi mengulangi, “Marilah Kakang. Bilikmu telah tersedia. Aku juga telah menyediakan...
Api di Bukit Menoreh [ series 35-40]
Karya : SH Mintardja
Series 35
KI ARGAPATI menarik nafas dalam. Tetapi tatapan matanya sama sekali tidak bergeser serambut pun. Perlahan-lahan ia berkata, “Pandan Wangi. Aku...
Api di Bukit Menoreh [ series 41-45]
Karya : SH Mintardja
Series 41
SEMENTARA itu, Ki Tambak Wedi masih saja sibuk mencari orang yang telah mengganggunya. Tetapi seperti hantu, orang itu menghilang tanpa...
Api di Bukit Menoreh [ series 46-50]
Karya : SH. Mintardja
Series 46
NAMUN SUARA cambuk itu masih juga terdengar. Sekali lagi dan sekali lagi.
“Persetan,” desis Ki Peda Sura. “Mungkin akulah yang nanti...
Api di Bukit Menoreh [ series 51-54 ]
Karya : SH. Mintardja
Series 51
“AGAKNYA Prastawa ada di rumah,” desis Agung Sedayu.
“Ya,” jawab Sekar Mirah, “ia baru datang malam ini.”
Prastawa menjadi semakin gelisah.
“Bersama anak...