Bagawan Wiswamitra [02]

1702

Mohon support WEB Sastra Bali dengan mensubscribe channel youtube ORGANIC MIND

4. Bagawan Wiswamitra

Bagawan Wiswamitra bertempat tinggal jauh dari kota Ayodya. Kedatangannya ke Ayodya kali ini bertujuan untuk meminta bantuan agar Sang Prabu menghalau raksasa-raksasa yang sering mengganggu ketentraman penduduk desa.

Sudah agak lama pertapaan Sang Bagawan selalu didatangi para raksasa perusuh dari negeri Raja Tatsaka. Mereka merusak sawah dan ladang para cantrik serta menangkap dan merampas ternak. Jika mereka tidak mendapatkan ternak, siapapun yang ditemuinya ditangkapnya pula dan dijadikan mangsa.

Penduduk desa di sekitar pertapaan Sang Bagawan sudah pernah mengadakan perlawanan tetapi karena jumlahnya tidak sebanding dengan jumlah raksasa maka para raksasa itu tak dapat dikalahkan.

Para raksasa perusuh itu pun semakin kejam dan ganas. Prabu Dasarata amat bersedih mendengar pengaduan Bagawan Wiswamitra. Putranda Ramawijaya dan Laksamana dipanggilnya lalu diperintahkannya menumpas para raksasa yang membuat kekacauan di pertapaan Bagawan Wiswamitra.

Maka berangkatlah Ramawijaya dan Laksamana beserta pasukan Ayodya. Kedatangan para satria Ayodya itu pun disambut oleh para raksasa dengan geram. Pasukan Ayodya berperang dengan gagah berani sehingga para raksasa itu tumpas. Raja Tatsaka terbunuh oleh panah Ramawijaya.

5. Pertapaan Bagawan Wiswamitra

Setelah para raksasa terusir, Bagawan Wiswamitra beserta para cantrik kembali ke pertapaannya. Para penduduk membersihkan puing-puing yang berserakan akibat peperangan. Rumah-rumah penduduk yang dirusak oleh para raksasa kini diperbaiki dan dibangun lagi.

Mereka juga mulai beternak. Sawah dan ladang yang rusak mereka cangkul dan garap lagi. Saluran-saluran air digali pula. Tanah-tanah yang baru dibuka dijadikan tanah garapan, dibagi- bagi dalam petak-petak persawahan, dan diairi. Benih-benih disebarkan.

Kuil-kuil yang runtuh pun mereka bangun kembali. Di bawah pimpinan Bagawan Wiswamitra, mereka berdoa dan menyelenggarakan upacara-upacara pemujaan. Mereka memanjatkan doa agar memperoleh ketentraman, kemakmuran dan kesejahteraan, serta dijauhkan dari segala penyakit dan perang.

Ramawijaya dan Laksamana kadangkala masih mengunjungi pertapaan Sang Bagawan untuk berjaga-jaga kalau masih ada raksasa yang hendak mengganggu ketentraman penduduk.

~ Article view : [175]