6. Sayembara di Mantilireja
Tersebutlah Maharaja Janaka yang bertakhta di Negeri Mantilireja. Sang Raja mempunyai seorang putri yang amat cantik jelita. Putri yang halus budi bahasanya itu bernama Sita. Setelah Sita dewasa, Sang Raja mengadakan sayembara. Barang siapa yang mampu mengangkat busur Sang Raja dan melengkungkannya hingga patah, ia akan dikawinkan dengan Sita.
Berpuluh-puluh pangeran dan satria datang ke Istana Mantilireja hendak mengikuti sayembara itu. Satu persatu mereka mencoba mengangkat busur Sang Raja, tapi tak seorang pun kuat mengangkatnya.
Ramawijaya dan Laksamana demi mendengar berita sayembara itu, dan atas nasehat Bagawan Wiswamitra, berangkatlah ke Mantilireja hendak mengikuti sayembara. Setibanya di Mantilireja, Ramawijaya diijinkan mencoba mengangkat busur pusaka itu. Ternyata kekuatan Ramawijaya membuat Prabu Janaka kagum dan heran. Busur yang amat besar itu dengan mudah diangkat oleh Ramawijaya, lalu dilengkungkannya sampai patah.
7. Perkawinan Rama dan Sita
Prabu Janaka dengan rela menganugerahkan puterinya, Sita, menjadi isteri Rama. Pesta perkawinan Rama dan Sita dirayakan selama empat puluh hari empat puluh malam. Prabu Dasarata pun hadir. Rakyat bersuka ria. Upacara perkawinan itu dilangsungkan menurut adat kebesaran istana.
Setelah kedua mempelai tinggal agak lama di Mantili, tibalah waktunya untuk pulang kembali ke Ayodya. Dengan diantar Laksamana dan kaum kerabat istana, berangkatlah iring-iringan mempelai kerajaan Mantili menuju Ayodya.
Jarak antara Ayodya dan Mantili cukup jauh dan harus ditempuh melalui hutan belantara serta harus mendaki gunung dan menuruni lembah. Di tengah perjalanan tiba-tiba rombongan pengantin baru itu dicegat oleh Ramaparasu, seorang pertapa tua.
8. Bagawan Ramaparasu
Ramaparasu, atau juga sering disebut Jamadagni, memperoleh sebuah panah sakti pemberian dewa ketika ia sedang bertapa. Demi kesempurnaan jiwanya di alam baka, ia harus meninggal karena panah itu. Karena itu ia mengembara kemana-mana untuk mencari seseorang yang sanggup mengangkat panah itu dan memanahnya sekali hingga ia menemui ajal.Telah banyak orang yang ditemuinya tapi tak ada yang kuat mengangkat busur panah itu.
Ramaparasu mendengar pula bahwa Rama memenangkan sayembara mengangkat busur di Negeri Mantili. Karena itu Ramaparasu hendak menemui Rama. Setelah berhasil menemui Rama di tengah hutan, Ramaparasu minta dibunuh dengan panah pusakanya agar nyawanya sempurna di alam baka. Namun demikian, jika Rama tak sanggup mengangkat busur panah itu, ia harus rela pula dibunuh dengan panah tersebut.
Rama menyanggupi. Busur pusaka itu diangkatnya lalu dilepaskanlah sebuah anak panah. Anak panah itu terbang dengan cepat menancap di tubuh Ramaparasu. Tubuh Ramaparasu rubuh terkulai lalu ia meninggal seperti cara yang dikehendakinya.
~ Article view : [271]