Salah satu Konsep Spiritual yang mendasari gama bali adalah ajaran Kanda Pat. secara umum masyarakat bali mengenal ajaran Kanda Pat ini dengan Empat (pat) saudara (kanda) yang diajak lahir (embas) ke dunia ini (mayapada). Dengan melihat perkembangan ajaran Kanda Pat ini, kata kanda sudah kurang relefan lagi diartikan hanya sekedar saudara (sanak) tetapi lebih jauh menjadi pergulatan konsep (mekanda) spiritual, sehingga penafsiran ajaran ini semakin meluas sesuai pemahaman dan pengalaman spiritual yang diperoleh oleh praktisi ajaran ini. Secara umum, inti Kosep Dasar Kanda Pat ini adalah “manusa ye, butha ye, dewa ye” (dia itu manusia, sebagai butha dan juga sebagai dewata), sehingga penekanan awal dari konsep kanda pat ada di kandapat bhuta, kanda pat manusa dan kanda pat dewa. Berikut ini penjabaran konsep kanda pat tersebut:
Kanda Pat | Â Tri Hitakarana | Tri Kona | Â Tri Guna | Tri kaya parisudha |
Bhuta | Palemahan | Utpeti | Tamas | Â Perbuatan |
Manusa | Pawongan | Stiti | Rajas | Â Perkataan |
Dewa | Parhyangan | Pralina | Satwam | Â Pikiran |
mempelajari Kanda pat sangat erat hubungannya dengan spiritual. dimana setiap ajaran memiliki makna yang terpendam yang merupakan sumber kekuatannya.
Konsep Kanda Pat Bhuta
- memberikan pemahaman penciptaan yaitu panca maha bhuta
- menekankan konsep palemahan (lingkungan)
- ajaran yang menyadarkan kita bahwa lingkungan adalah milik kita yang wajib dan harus dijaga/diperhatikan
- cara untuk dekat dengan alam hanyalah dengan perbuatan saja
- mempelajari saudara kita yang masih berupa butha kala yang sangat kuat enerjik dan dipenuhi oleh aura panas (semangat).
- apabila kurang memahami, biasanya akan condong pada sisi tamas-nya.
- identik dengan Bhuta Yadnya
 Fisik | Sanak Bhuta | Sang pengabih |  Arah |  Mahabhuta | kekuasaannya |
Yeh Nyom | Anggapati | Suratma | Timur | Pertiwi | tubuh mahluk |
Getih | Prajapati | Jogormanik | Â Selatan | Apah | kuburan dan jalan |
Lamas | Banaspati | Dorakala | Â Barat | Teja | sungai dan bebatuan |
Ari-ari | Banaspati raja | Mahakala | Utara | bayu | pepohonan |
Rare | Bhuta Dengen | Yamadipati | Tengah | Akasa | Badannya |
Adapun Kanda Pat Bhuta ini diantaranya;
- Anggapati, berasal dari kata Angga (badan) pati (raja/penguasa) merupakan perubahan spiritual dari air ketuban (yeh nyom) benjadi sosok astral (bhuta) yang menghuni/menguasai badan manusia dan mahluk lainnya, sering dihubungkan dengan sang Suratma. Anggapati berwenang mengganggu manusia yang keadaannya sedang lemah atau dimasuki nafsu angkara murka. Anggapati ini merupakan yang berasal dari elemen padat (pertiwi) yang nantinya dalam peningkatan spiritualnya menguasai arah timur (purwa).
- Prajapati, berasal dari kata Praja (pengatur pemerintahan) pati (raja/penguasa) merupakan perubahan spiritual dari darah (getih/rah) benjadi sosok astral (bhuta) yang menguasai kuburan dan perempatan agung. Prajapati/mrajapati berhak merusak mayat yang ditanam melanggar waktu/dewasa. Juga ia boleh mengganggu orang yang memberikan dewasa yang bertentangan dengan ketentuan upacara serta erat kaitannya dengan sang Jogormanik. Prajapati merupakan yang berasal dari elemen cair (apah) yang nantinya dalam peningkatan spiritualnya menguasai arah selatan (daksina)
- Banaspati, merupakan perubahan spiritual dari lemak (lamas) benjadi sosok astral (bhuta) yang menghuni serta menguasai menghuni sungai, batu besar. Banas Pati berwenang mengganggu atau memakan orang yang berjalan ataupun tidur pada waktu-waktu yang dilarang oleh kala. Misalnya tengai tepet (tengah hati saat matahari tepat diatas kepala) atau sandikala (antara sore dan malam). Banaspati dalam perubahannya nanti erat hubungannya dengan sang Dorakala. Banas Pati merupakan yang berasal dari elemen api/cahaya (teja) yang nantinya dalam peningkatan spiritualnya menguasai arah barat (pascima)
- Banaspati Raja, merupakan perubahan spiritual dari ari-ari benjadi sosok astral (bhuta) yang menghuni kayu-kayu besar, yang berwenang mengganggu ataupun memakan orang yang menebang kayu atau naik pohon pada waktu yang terlarang oleh dewasa/wariga. Banaspati Raja yang berasal dari elemen udara (bayu) yang nantinya dalam peningkatan spiritualnya menguasai arah utara (uttara) erat hubungannya dengan sang Mahakala.
dilihat dari penjelasan diatas, tersirat pesan bahwa diwajibkan bagi setiap mahluk hidup menjaga diri dan lingkungan disekitarnya agar tercipta kenyamanan, kebahagiaan dalam menjalani kehidupan. jadi untuk bisa mendapatkan manfaat dari ajaran Kanda Pat Bhuta kuncinya di perbuatan kita dalam menjaga lingkungan disekitar kita baik dengan membersihkan jalan, merawat tumbuh-tumbuhan serta membersihkan selokan atau sungai disamping merawat badan kita sendiri.
Ritual untuk bisa lebih dekat dengan sanak butha, disamping pelaksanaan yadnya Caru di setiap odalan/rahinan merajan/sanggah secara berkala/rutin, untuk setiap kajeng kliwon serta hari otonan hendaknya dihaturkan segehan kepelan manca warna dihaturkan di ari-ari dan dibawah/sebelah tempat tidur serta segehan cacahan manca warna di natar sangah, natar rumah dan lebuh.
Konsep Kanda Pat Manusa
- Ajaran ini merupakan implementasi dari konsep pawongan, yang menitik beratkan pada ajaran untuk menjaga hubungan dengan sesama manusia. dengan terjaganya hubungan baik ini, maka tujuan duniawi kita (jagadhita) akan lebih mudah diperoleh.
- Didalam menjaga hubungan sosial ini, disamping perbuatan yang menjadi pusat perhatian adalah ucapan/perkataan yang kemudian menjadi sumber kekuatannya,
- memahami saudara kita yang sudah berkultivasi menjadi manusia, yang sifatnya sangat mirip dengan manusia..
- konsep ini lebih dekat dengan sifat rajas.
- identik dengan Manusa Yadnya, Pitra Yadnya dan Rsi Yadnya.
Sanak Manusa (Ratu) | Letak | Kekuasannya | Linggih | |
Ngurah Tangkeb Langit | Bhagawan Penyarikan | Timur | hewan dan binatang | Ulun Sui |
Wayan Teba | Bhagawan Mercukunda | Selatan | Jalan dan Pegunungan | Pura Desa |
Made Jelawung | Bhagawan Sindhu | Barat | sungai dan bebatuan | Pura Puseh |
Nyoman Sakti Pengadangan | Bhagawan Tatul | Utara | Pepohonan | Pura Dalem |
Ketut Petung | nama dwijati kita | Tengah | Diri sendiri | Telengin Hati |
untuk dapat mendapatkan manfaat dari Ajaran Kanda Pat Manusa ini, disamping kita dituntut untuk menjaga hubungan dengan sanak nyatur desa yang lebih dikenal dengan istilah panebeh yaitu tetangga/orang yang ada di timur, selatan, barat dan utara diri kita, kita juga tetap dituntut untuk melakukan tugas dan kewajiban sebagai sanak sang kanda pat, agar ikut menjaga/memperhatikan kekuasaannya, sebagai bukti ikatan batin kita sebagai sanak manusa. Untuk bisa lebih mendekatkan diri dengan sang catur sanak manusa, upacara otonan merupakan hal yang diwajibkan, disamping ritual upacara manusa yadnya lainnya.
Konsep Kanda Pat Dewa
Seperti halnya kanda pat diatas, ajaran kanda pat dewa merupakan pengejawantahan dari konsep parhyangan, dimana setiap menusia menjaga hubungannya dengan tuhan dalam manifestasinya sebagai dewata. Sehingga upacara Dewa Yadnya sangat dekat dengan ajaran kanda pat dewa ini.
Sanak Bhuta | Sanak Manusa | Sanak Dewata | Arah |
Anggapati | Ratu Ngurah Tangkeb Langit | Bhatara Iswara | Purwa |
Prajapati | Ratu Wayan Teba | Bhatara Brahma | Daksina |
Banaspati | Ratu Made Jelawung | Bhatara Mahadewa | Pascima |
Banaspati Raja | Ratu Nyoman Sakti Pengadangan | Bhatara Wisnu | Uttara |
Bhuta Dengen | Ratu Ketut Petung | Bhatara Siwa | Madya |
untuk dapat memperoleh manfaat dari ajaran kanda Pat Dewa ini, harusnya Kanda Pat Bhuta dan Manusa sudah dijalankan terlebih dahulu. adapun ritual dari Kanda Pat Dewa ini adalah dengan melaksanakan Upacara Piodalan.
sumber: ngurahgautama, gamabali, mantrahindu
~ Article view : [2659]